KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kerana berkat urapan
tanganNya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada Guru yang membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.
Makalah
ini saya buat dengan mengambil judul “Asal Usul Kehidupan” yang membahas
segi-segi kehidupan yang ada pada saat ini yang berkembang ataupun yang sudah
ada sejak dulu kala. Makalah ini bertujuan untuk memperluas wawasan kita
tentang judul tersebut karena menyangkut kehidupan makhluk hidup, selain itu
juga makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Biologi yang telah diberikan guru
untuk saya.
Besar
harapan saya agar para pembaca boleh mengambil perhatian untuk membaca buku ini
sehingga materi yang ada didalamnya tidak hanya menjadi sebuah materi saja
melainkan menjadi jendela pengetahuan menuju masa depan yang cerah.
Disamping
itu, saya juga mau memohon maaf bila anda mendapati ada kesalahan dalam makalah
ini. Tuhan kiranya memberkati saudara dan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan
kondisi serta keadaaan dalam kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa
zaman modern ini mahluk hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai
macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap pembelajarannya manusia
selalu mendapatkan masalah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang
ditelitinya. dalam hal ini adalah meneliti asal usul kehidupan yang
menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai sekarang.
Karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan
mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin
menjelaskan dan menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul
kehidupan itu sendiri. Adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam makalah ini
adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan ilmu yang lainnya.
Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuan dimana telah
diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang mampu dibuktikan
kebenarannya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah praktikum biologi umum
itu sendiri.
Dan tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari
pembelajaran, maka dari itu melalui makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan
menerangkan asal usul kehidupan melalui evolusi biokimia untuk membuktikan beberapa yang
diharapkan. dan tentunya dilengkapi dengan berbagai pihak atau tokoh
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
·
Bagaimana
asal usul kehidupan menurut teori-teori kehidupan yang telah ada ?
·
Bagaimana
pengaruh evolusi terhadap kehidupan ?
·
Adakah
teori yang bertentangan denga teori evolusi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asal Usul Kehidupan
Beberapa teori yang pernah diajukan
untuk menjawab masalah mengenai asal usul kehidupan yang pernah muncul antara
lain ;
Teori kreasi khas (special creation)
Menyatakan bahwa kehidupan
diciptakan oleh suatu zat supranatural
Teori kosmozoan
Menyatakan bahwa kehidupan berasal
dari spora kehidupan yang datangnya dari luar angkasa. Hal
yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu
meteor maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organic
sederhana , misalnya cyanogens , asam hidrocyanida molekul-molekul organic
tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan.
Menurut
teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan. Kehidupan dapat
timbul sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang
berbeda.
Teori Endosimbiosis
Endosimbiosis artinya simbiosis
antara dua organisme, salah satu menjadi inang dan salah satunya lagi masuk
kedalam tubuh inang. Teori ini muncul dengan ditemukannya fosil organisme
prokariotik dan eukariotik
Teori naturalistic/evolusi
oraganik/neoabiogenesis/opurtunistik
Menyatakan bahwa kehidupan tercipta
melalui proses evolusi kimia dan evolusi biologi berdasarkan konsep biologi
modern
Teori Syncytial
Teori ini di usulkan berdasarkan
beberapa teori yang mencoba menjelaskan evolusi pada invertebrata.
Teori Evolusionis
Menyatakan bahwa makhluk hidup
membentuk diri mereka sendiri secara mandiri dari benda mati. Namun, ini adalah
dongeng takhayul abad pertengahan yang bertentangan dengan hukum dasar biologi.
Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau
tidak" muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi
sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang
harus dijawab oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk
hidup pertama muncul di bumi.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.
"" Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah "kehidupan hanya berasal dari kehidupan". Suatu makhluk hidup hanya dapat muncul dari kehidupan sebelumnya""
Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous generation", tikus diyakini dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba dengan sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga sangatlah umum.
TEORI ABIOGENESIS
Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles
(384-322 SM). Dia adalah seorang filosofi dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori
Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi
ini berasal dari benda mati.
Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan
apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya.
Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau
demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Bagaimana cara terbentuknya makhluk tersebut ? Menurut
penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau
secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori abiogenesis ini disebut juga
paham generation spontaneae.
Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation
spontanea kita gabungkan, maka pendapat paham
tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda
mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya :
- ikan dan
katak berasal dari Lumpur.
Ernst
Haeckel, seorang pendukung gigih teori evolusi, mencoba mengamati lumpur yang
berhasil dikeruk dengan cawan dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel
yang dilihatnya di bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan
bahwa lumpur "Bathybius Haeckelii", yang berarti "Lumpur Haeckel"
adalah materi tak hidup yang berubah menjadi organisme hidup. Haeckel dan
rekannya, Darwin, meyakini kehidupan memiliki struktur sederhana sehingga dapat
terbentuk dari benda mati. Akan tetapi, ilmu pengetahuan abad ke-20 menunjukkan
bahwa kehidupan tidak pernah dapat muncul dari sesuatu yang tak hidup. Penemuan
biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana
perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan
telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para
evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara
kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang abad
ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan"
sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui
proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak
mungkin.
- Cacing
berasal dari tanah, dan
- Belatung
berasal dari daging yang membusuk.
Teori Abiogenesis ini didukung pula oleh
seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang bernama Nedhan.
Ia mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan rebusan kaldu. Hasil rebusan
kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah
beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan
menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air kaldu. Teori ini gugur karena pada
abad ke-17 karena
Pada pertengahan abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek
menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda
aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air rendaman jerami.. Ternyata
terlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat
benda-benda aneh yang sangat renik.Oleh para pendukung paham abiogenesis,
hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat
mereka.
TEORI BIOGENESIS
Teori ini bertentangan
dengan teori abiogenesis, karena menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya. Tiga tokoh terkenal pendukung teori
ini adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
1. Francesco Redi
Redi merupakan orang
pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori abiogenesis. Dia melakukan
percobaan dengan menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan
diberi perlakuan tertentu.
- Labu
I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
- Labu
II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
- Labu
III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan
di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut:
- Labu
I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
- Labu
II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
- Labu
III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung
yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III tidak terdapat
belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Sayangnya,
meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul belatung. Ini
disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada disain
percobaannya.
2. Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga
melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi menggunakan bahan
kaldu. Disainnya sebagai berikut:
- Labu
I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
- Labu
II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan
lilin, kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua
labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya sebagai
berikut.
- Labu
I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba
(bakteri)
- Labu
II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani
mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu berasal dari mikroba yang
beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis keberatan dengan disain
Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya
hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk, sehingga tidak
memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).
3. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan
percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu yang
disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa
berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan
beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak
ditemukan mikroba.
Disain pipa yang
berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara,
tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur,
mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa
masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu
dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh
ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur
telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar. Muncullah ungkapan :
“ omne vivum ex ovo,
omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”
yang artinya: makhluk hidup
berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup.
B.
Teori Evolusi
Evolusi Kimia
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori
Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus
mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut
antara lain :
Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. mereka
berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk
bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai
jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan
lain-lain.
Para pakar biologi, astronomi, dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini
terbentuk kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal
terbentuknya sangat berbeda denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu
planet bumi diperkirakan 4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin,
senyawa karbon beserta abeberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi,
sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya
kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan
berkerut terus menerus. Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan
pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini.
Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2),
Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi
akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia atmosfer juga terbentuk
senyawa-senyawa sederhana yang mengandung
unsur-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3),
Metan (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana
tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketika suhu
atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan air mendidih.
Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam ini pasti
bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan
berlangsungnya reaksi kimia, karena teredianya zat (materi) dan energi yang
berlimpah.
Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ?
Pertanyaan inilah yang mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat
serta melakukan experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey
dan Stanley Miller.
A) Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan
bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4),
Uap air (H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk
uap. Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik
halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat
hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan
menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun
mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey,
terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut
didukung kondisi sebagai berikut :
a)
kondisi 1
: tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat
banyak di atmosfer bumi
b)
kondisi 2 :
adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi
sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat
yang lebih besar,
c)
kondisi 3 :
terbentuknya zat hidup yang paling sederhana yang
susunan kimianya dapat disamakan dengan susunan kimia
virus, dan
d)
kondisi 4 :
dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat hidup yang terbentuk tadi berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).
B) Eksperimen Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal
usul kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal
terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer
waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan
untuk membuktikan hipotesis Harold Urey.
Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana,
Amonia, dan Air. Alat tersebut juga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas
tersebut dapat bercampur didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik
halilintar, Miller mengaliri perangkat alat tersebut dengan loncatan listrik
bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi tersebut
menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru.
Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat
mengembun.
Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam
perangkap embun dianalisis secara kosmografi.
Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana, seperti asam amino,
adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba
beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bial dalam perangkat eksperimen
tersebut dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung
ATP, yakni suatu senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan.
Lembaga penelitian lain, dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa
nukleotida.
Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose
Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat), yaitu senyawa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan pewarisan
sifat.
Eksperimen Miller dapat memberikan petunjuk
bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan seperti Lipida,
Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk
dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para
ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul
kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka
buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni
dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi listrik
halilintar. Selanjutnya semua senyawa tersebut bereaksi
membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnya membentuk senyawa yang merupakan komponen sel.
Evolusi Biologi
Alexander Oparin adalah Ilmuwan Rusia. Didalam bukunya
yang berjudul The Origin of Life(Asal Usul Kehidupan). Oparin menyatakan bahwa
pada suatu ketika atmosfer bumi kaya akan
senyawa uap air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen.
Karena adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kaut, seperti sinar
Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa
organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut
berlangsung dilautan.
Senyawa kompleks yang mula-mula terbentuk diperkirakan senyawa seperti
Alkohol (H2H5OH), dan senyawa asam amino yang paling
sederhana. Selama berjuta-juta tahun, senyawa sederhana tersebut bereaksi
membentuk senyawa yang lebih kompleks,
Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut
merupakan bahan pembentuk sel.
Menurut Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan maupun
di permukaan daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet,
dalam jangka waktu yang amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan
senyawa organik yang merupakan sop purba atau Sop Primordial.
Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di lautan tersebut
selanjutnya berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut :
A.
memiliki
sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk
dengan molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya;
B.
memiliki
kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekul-molekul dari
dan ke sekelilingnya;
C.
memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai dengan pola-pola ikatan didalamnya;
D.
mempunyai
kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya.
Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk
berkembang biak yang pertama kali.
Senyawa kompleks dengan sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan yang
pertama kali terbentuk. Jadi senyawa kompleks
yang merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah memiliki sifat-sifat
hidup seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadakan metabolisme,
dan mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau
reproduksi.
Walaupun dengan adanya senyawa-senyawa sederhana serta energi yang
berlimpah sehingga dilautan berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks,
namun Oparin mengalami kesulitan untuk menjelaskan mengenai mekanisme
transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup kebenda
hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop purba tersebut dapat memiliki
kemampuan seperti tersebut diatas ? Oparin menjelaskan sebagai berikut :
Protein sebagai senyawa yang bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk
kompleks koloid hidrofil (menyerap air), sehingga molekul protein tersebut
dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa kompleks tersebut dapat lepas dari
cairan dimana dia berada dan membentuk emulsi. Penggabungan struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpiah dari fase cair
dan membentuk timbunan gumpalan atau Koaservat.
Timbunan Koaservat yang kaya berbagai kompleks organik tersebut
memungkinkan terjadinya pertukaran substansi dengan lingkungannya. Di samping
itu secara selektif gumpalan Koaservat tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain
kedalamnya terutama Kristaloid. Komposisi gumpalan koloid tersebut bergantung
kepada komposisi mediumnya. Dengan demikian, perbedaan komposisi medium
akan menyebabkan timbulnya variasi pada komposisi sop purba. Variasi komposisi
sop purba diberbagai areal akan mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia
Koaservat yang merupakan penyedia bahan mentah untuk proses biokimia.
Tahap selanjutnya substansi didalam Koaservat membentuk enzim. Di
sekeliling perbatasan antara Koaservat dengan lingkungannya terjadi penjajaran
molekul-molekul Lipida dan protein sehingga terbentuklah selaput sel primitif.
Terbentuknya selaput sel primitif ini memungkinkan memberikan stabilitas pada
koaservat. Dengan demikian, kerjasama antara molekul-molekul yang telah ada
sebelumnya yang dapat mereplikasi diri kedalam koaservat dan penagturan kembali
Koaservat yang terbungkus lipida amat mungkin akan mnghasilkan sel primitif.
Kemampuan koaservat untuk menyerap zat-zat dari medium memungkinkan
bertambah besarnya ukuran koaservat. Kemungkinan selanjutnya memungkinkan
terbentuknya organisme Heterotropik yang mampu mereplikasi diri dan mendapatkan
bahan makanan dari sop Primordial yang kaya akan zat-zat organik.
a. Terbentuknya Makhluk Hidup Prokariotik
Sejarah kesuksesan makhluk hidup prokariotik dimulai sedikitnya pada 3,5 miliar tahun yang lalu. Prokariotik merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana. Mereka hidup dan berevolusi di bumi selama 2 miliar tahun. Prokariotik dianggap paling primitif, karena selnya hanya memiliki membran sel. DNA, RNA hasil transkripsi, dan molekul-molekul organik berada dalam sitoplasma tanpa dibatasi membran.
Prokariotik pertama kemungkinan merupakan
kemoautrotof yang menyerap molekul organik bebas dan ATP di sup purba melalui
sintesis abiotik. Seleksi alam menyebabkan prokariotik yang dapat mengubah ADP
menjadi ATP melalui glikolisis bertambah. Akhirnya, prokariotik yang dapat
melakukan fermentasi berkembang dan hal tersebut menjadi cara hidup organisme
di bumi karena belum tersedianya O2. Beberapa Archaebacteria dan
beberapa bakteri obligat anerob yang sekarang hidup melalui fermentasi, mirip
dengan prokariotik terdahulu.
b. Terbentuknya Organisme Fotoautotrof
Ketika kecepatan konsumsi bahan organik oleh fermentasi prokariotik melebihi kecepatan sintesis untuk menggantikan molekul organik, berkembanglah prokariotik yang dapat membuat molekul organiknya sendiri. Pada prokariotik awal, pigmen yang dapat menyerap cahaya digunakan untuk menyerap kelebihan energi cahaya (terutama dari sinar ultraviolet) yang membahayakan bagi sel yang hidup di permukaan.
Selanjutnya, pigmen ini mampu melakukan transfer
elektron untuk sintesis ATP. Prokariotik ini mirip dengan Archaebacteria yang
disebut bakteri halofik. Pigmen yang menangkap cahaya dikenal dengan
bakteriorhodopsin yang dibuat pada membran plasma. Prokariotik lain memiliki
pigmen yang dapat menggunakan cahaya untuk transfer elektron dari hidrogen
sulfida (H2S) menjadi NADP+ dan dapat memfiksasi CO2.
Akhirnya, Eubacteria memiliki cara untuk menggunakan H2O sebagai
sumber elekton dan hidrogen. Bakteri ini adalah Cyanobacteria pertama yang
mampu membuat molekul organik dari air dan CO2.
Cyanobacteria berkembang dan mengubah bumi dengan
melepaskan O2 sebagai efek fotosintesis. Cyanobacteria berkembang
antara 2,5 miliar hingga 3,4 miliar tahun yang lalu. Mereka hidup bersama
prokariotik lain membuat koloni. Fosil koloni ini disebut stromatolit yang
banyak ditemukan di perairan air tawar dan air laut
c. Bangkitnya Organisme Eukariotik
Eukariotik berkembang sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu. Hal yang sangat membedakan eukariotik dengan prokariotik adalah adanya organel-organel yang memiliki membran. Bagaimana sel eukariotik yang kompleks dapat terbentuk dari prokariotik yang sederhana?
Sistem membran organel-organel pada eukariotik
dapat terbentuk dari invaginasi yang terspesialisasi. Pada eukariotik
terdahulu, invaginasi (pelekukan ke dalam) dapat terjadi sehingga membentuk
membran inti dan retikulum endoplasma.
Proses lain yang disebut endosimbiosis
menjelaskan pembentukan mitokondria, kloroplas, dan beberapa organel eukariotik
lain. Teori ini di-kemukakan oleh Lynn Margulis . Endo berarti di
dalam dan simbiosis berarti hidup bersama. Endosimbiosis terjadi
ketika sel simbion hidup secara permanen di dalam sel lain (sel inang) dan
interaksi ini menguntungkan keduanya .
Berdasarkan teori ini, eukariotik berkembang
setelah sel fotosintesis muncul dan oksigen melimpah di atmosfer. Kloroplas dan
mitokondria tampaknya merupakan evolusi sel prokariotik yang melakukan
endosimbiosis dengan sel prokariotik besar. Nenek moyang mitokondria
kemungkinan besar adalah sel prokariotik heterotrof yang mampu menggunakan
oksigen dan menghasilkan energi. Adapun nenek moyang kloroplas kemungkinan
adalah Cyanobacteria.
Sel eukariotik hasil endosimbiosis ini sekarang
kita kenal dengan nama Protista. Makhluk hidup eukariotik satu sel ini sangat
beranekaragam. Beberapa Protista dapat berfotosintesis, sebagian lagi bersifat
heterotrof dan dapat aktif bergerak. Sebagian mirip jamur dan mendapatkan
makanan dengan menyerap secara absorpsi.
Makhluk hidup eukariotik banyak sel, seperti
rumput laut, tumbuhan dan hewan kemungkinan berasal dari Protista yang
berkoloni. Koloni Protista tersebut mengalami spesialisasi dan saling
bergantung satu sama lain, namun semakin efisien dalam melakukan aktivitasnya.
Hal ini terus terjadi hingga kehidupan memasuki daratan dan muncullah makhluk
hidup banyak sel yang lebih kompleks.
Bukti-bukti evolusi ini semakin diperkuat oleh
sistematika molekuler berdasarkan perbandingan DNA organisme. Perbandingan gen
RNA mengidentifikasikan bahwa alpha proteobacteria adalah kerabat dekat
mitokondria dan Cyanobacteria adalah kerabat dekat kloroplas. Sistematika
molekuler memberikan cara baru mengungkap evolusi dan kekerabatan makhluk
hidup.
Teori evolusi biologi ini banyak diterima oleh paar Ilmuwan. Namun, tidak
sedikit Ilmuwan yang membantah tentang interaksi molekul secara acak yang dapat
menjadi awal terbentuknya organisme hidup.
C.
Teori yang bertentangan dengan teori evolusi
Teori
Evolusi Darwin yang dituangkan dalam buku The Origin
Of Species
adalah contoh nyata terbesar bagaimana sebuah ilmu pengetahuan dianggap melawan
firman Tuhan dan mengancam agama.
Teori Ciptaan
Teori
ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan. Bumi
yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak
berubah. Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib
yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan ,
seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan
oleh-Nya.
Teori Kedaan bumi yang
Selalu Tetap
Menurut
teori ini bumi tidak mempunyai asal mula. Begitu pula spesies yang mendiami
bumi juga tidak mempunyai asal mulanya.
Teori mantap
Menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul (keadaan
mantap)
Teori generatio spontanea
Menyatakan bahwa makhluk hidup
tercipta secara mendadak (spontan)
TEORI PENCIPTAAN (Kreasionisme) vs TEORI
EVOLUSI DARWIN. Kreasionis yang selalu menganggap teori evolusi Darwin
sebagai teori yang tidak ilmiah rasanya harus kembali melihat dirinya sendiri
karena kritik yang ditujukan telah meluas hingga penyerangan terhadap pribadi
seorang Charles Darwin dan pemikir evolusi yang lain. Pernyataan dari pemahaman
kitab suci yang diajukan kreasionis untuk memperkuat kreasionisme itu sendiri
juga belum sepenuhnya dapat dijelaskan secara benderang. Di sisi lain pengikut
teori evolusi Darwin juga harus mengakui bahwa beberapa argumen dan bukti yang
diajukan oleh Darwin pada kenyataannya juga tak seperti Darwin bayangkan
sebelumnya.
Salah satu kelemahan teori evolusi adalah
ketidaklengkapan bukti fosil yang memberikan petunjuk mengenai adanya
transformasi antar kelompok makhluk hidup. Hal ini berdampak besar dalam
beberapa cabang ilmu pengetahuan. Dalam Biologi misalnya, ketiadaan fosil
mempersulit penyusunan filogeni Mamalia dan Tumbuhan berbiji. Padahal selama
ini evolusi sering digunakan untuk menjelaskan perkembangan Mamalia dan
Tumbuhan.
Di sisi lain kreasionis dengan pemahaman
harafiah bahwa Tuhan menciptakan kehidupan selama “6 hari” mendapatkan argumen
yang mereka anggap kuat untuk mengatakan bahwa ketiadaan fosil yang lengkap
merupakan bukti bahwa evolusi seperti disampaikan Darwin tidak pernah terjadi.
Evolusi hanya sebuah teori bukan sebuah fakta yang pasti kebenarannya. Dalam
konteks terakhir ini saya sependapat dengan kreasionis karena pada hakikatnya
evolusi tidak akan pernah dapat sepenuhnya dibuktikan. Evolusi adalah proses
yang bagian terbesarnya “tertinggal” di masa lampau, kompleks dan sulit untuk
dianalisis apalagi di dalam laboratorium.
Pemahaman harafiah tentang penciptaan selama 6
hari mungkin terlalu kaku. Saya teringat seorang Profesor di kampus saya yang
pernah pada satu kesempatan berkata bahwa “6 hari” yang dimaksud bisa saja hari
dalam kisaran lain dalam rentang waktu sejarah. Hari pertama mungkin rentang
waktu jutaan tahun, sedangkan hari kedua mungkin berjalan lebih lama atau lebih
singkat. Demikian seterusnya hingga hari ke enam penciptaan makhluk hidup.
Setiap hari dalam 6 hari adalah rentang waktu yang lama dan belum tentu sama.
Enam hari sebaiknya tidak diartikan harafiah 6×24 jam. Andai ini diterima maka
6 hari tersebut menjadi waktu yang lama dan cukup bagi terjadinya evolusi.
Tentang asal-usul manusia, para kreasionis
mengecam teori evolusi sebagai ancaman terhadap agama karena dianggap
mengingkari keyakinan bahwa manusia pertama adalah Adam, seorang manusia dengan
wujud yang sempurna. Adam bukanlah kera dan dalam hal ini kita sama-sama
sepakat dan meyakini bahwa Adam adalah nenek moyang kita. Namun, kritik juga
harus disampaikan kepada mereka yang menyebutkan bahwa Darwin berteori tentang
kera sebagai muasal manusia. Bisa jadi apriori berlebihan terhadap teori
evolusi Darwin salah satunya disebabkan karena sebagian pengkritik sebenarnya
tidak atau belum membaca teorinya. Teori evolusi Darwin tidak
membahas bahwa manusia berevolusi dari kera, gorila atau simpanse. Jika membaca
teliti buku The Origin of
Species, tak akan ditemukan Darwin berkata asal-usul
dirinya dan manusia lainnya adalah kera. Teori evolusi Darwin memang
mencoba memikirkan bahwa manusia mungkin berasal dari nenek moyang yang mirip
dengan kera.
Kemudian beberapa ciri pada manusia ternyata juga
dimiliki oleh kera dan kerabatnya. Apakah “mirip” dengan kera harus berarti
kera?. Entah siapa yang pertama kali mengeluarkan pendapat ekstrim kalau Teori
Evolusi Darwin menyebutkan manusia berasal dari kera. Buku lain mungkin
demikian, tapi The Origin of Species milik Darwin tidak bercerita
tentang itu. Karena sebaliknya teori evolusi justru “mengakui” masih
kebingungan mencari hubungan antara manusia purba nenek moyang kita dengan
kera, gorila atau monyet. Meski kita tidak dapat mengingkari kenyataan
bahwa ada sebagian ciri pada tubuh kita yang juga dimiliki oleh kera atau
gorila.
Dalam bukunya, Darwin juga secara tersirat
mengakui kekurangan-kekurangan teori evolusinya. Jadi jelaslah sudah bahwa
mereka yang menyebutkan Darwin dan teori evolusinya menyimpang karena
mendefinisikan manusia berasal dari kera adalah sebuah “persepsi” yang terlalu
dini atau bahkan cenderung emosional. Persepsi dan emosi yang awalnya wajar
namun sering digiring kepada masalah keyakinan seseorang. Sayangnya, mereka
yang memiliki kecerdasan tinggi tentang agama dan ilmu pengetahuan justru
terlanjur terjebak pada kubu “pro” dan “kontra” dan melupakan tugas
sesungguhnya yaitu “menarik kesimpulan”.
Serangan terhadap teori evolusi Darwin tak jua
berhenti hingga kini, bahkan berkembang pada bagian yang lain.
Jika seleksi alam yang dimaksud dalam teori
evolusi Darwin bekerja sebagai kemauan alam tanpa campur tangan Tuhan, berarti
ada mekanisme yang perlu dijelaskan. Inilah “hutang” Darwin yang tak sempat
dijelaskannya atau memang Darwin tidak mampu merangkai jawabannya. Teori
evolusi Darwin yang awalnya dianggap bisa menjelaskan mekanisme tersebut
ternyata gagal. Darwin memang berhasil menunjukkan bukti-bukti “produk” evolusi,
namun dia luput menjelaskan secara “elegan” apa yang terjadi dan bagaimana
bukti-bukti itu berevolusi. Sebagian kalangan mungkin maklum karena Darwin
sebenarnya tak pernah mengeyam pendidikan formal Biologi, dia hanyalah seorang
biasa yang tertarik kepada alam dan makhluk hidup pengisinya. Tapi teorinya
terlanjur mengguncang zaman.
Perkembangan ilmu Genetika dengan Hukum Mendel
tentang pewarisan sifat awalnya menggugurkan klaim mekanisme evolusi Darwin.
Tapi pada akhirnya Hukum Mendel justru menjadi pijakan untuk
mengaktualisasi teori evolusi hingga dihasilkan teori Sintesis, sebuah teori
evolusi kontemporer. Penemuan dan perkembangan mikroskop juga membuktikan bahwa
organisme adalah bentuk yang sangat rumit hingga pada tingkatan selnya.
Terbentuknya struktur yang rumit tersebut tidak bisa dijelaskan dengan teori
evolusi Darwin. Namun sekali lagi fakta tersebut tidak sepenuhnya menjadi bukti
bahwa teori evolusi bertentangan dengan ajaran agama.
Kepercayaan tentang penciptaan oleh Tuhan mungkin
sebaiknya disertai pemahaman bahwa selama penciptaan tersebut Tuhan juga
berkuasa untuk memberikan dinamika dan memunculkan proses perkembangan menuju
bentuk yang lebih rumit hingga menghasilkan jenis yang beragam seperti saat
ini. Tak perlu juga menyalahkan waktu kalau seandainya Darwin diberi kesempatan
menjelaskan maksud tulisannya mungkin semuanya akan lebih jelas, belum tentu
juga. Bisa jadi evolusi adalah bahasa yang digunakan oleh Darwin untuk
menjelaskan sebuah fenomena. Sementara agama memiliki bahasa lain untuk
menjelaskan yang sama.
Tapi di luar itu semua harus diakui kalau teori
evolusi Darwin membuka jalan bagi ilmu pengetahuan modern untuk menjelaskan
asul-usul kehidupan. Teori evolusi Darwin memang gagal menjelaskan mekanisme
tentang terbentuknya keanekaragaman makhluk. Namun bukti bahwa evolusi pernah
terjadi sukar untuk diingkati.
Sebuah fakta yang menarik dalam sejarah
perkembangan ilmu Biologi terutama sistematika tumbuhan adalah terbitnya buku Genera
Plantarum yang ditulis Bentham dan Hooker. Terbitnya Genera Plantarum
dianggap sebagai masa berakhirnya periode klasifikasi sistem alam. Ternyata Genera
Plantarum diterbitkan hampir bersamaan dengan lahirnya teori evolusi
Darwin. Periode inilah yang dalam sejarah sistematika tumbuhan (Biologi)
dianggap sebagai awal perkembangan sistem filogenetik yang sedang banyak
dikembangkan akhir-akhir ini.
Fakta bahwa evolusi benar-benar terjadi akhirnya
sukar untuk ditolak. Beberapa bukti dan argumen dalam teori evolusi
Darwin yang tidak dapat menjelaskan dengan tepat dan tuntas asal-usul kehidupan
bukanlah sebuah tanda bahwa evolusi tidak pernah terjadi. Bukti fosil meskipun
belum lengkap tetap diterima sebagai kenyataan bahwa pernah ada kehidupan masa
lampau sebelum kehidupan modern saat ini. Di sisi lain pemegang teguh
Darwinisme juga tak bisa mengingkari kenyataan bahwa teori evolusi Darwin
mempunyai banyak kekurangan. Namun hal itu justru membuka lahan pemikiran baru
untuk terus menganalisis perspektif dan mengaktualisasi teori evolusi karena
diakui hingga saat ini teori evolusi masih menjadi satu-satunya teori yang
dapat menjelaskan perkembangan “sebagian” kehidupan masa lampau yang
mengantarkan pada “dunia masa kini”.
Andaikan tidak selalu diterima dan diartikan
secara harafiah, keyakinan agama tentang penciptaan seharusnya tidak akan
menimbulkan pertentangan tajam mengenai teori evolusi. Teori evolusi adalah
sebuah ilmu pengetahuan yang seharusnya tidak dianggap sebagai simbol
penentangan terhadap agama atau sumber bencana.
Mahasiswa Kedokteran di
Inggris Boikot Kuliah tentang Teori Darwin Karena Bertentangan dengan Al-Qur’an
Charles Darwin (RoL)
dakwatuna.com
– London. Mahasiswa Muslim, termasuk calon
dokter di salah satu program medis terkemuka di Inggris, memilih keluar dari
ruang kuliah saat pembahasan teori evolusi. Mereka mengklaim hal itu
bertentangan dengan ide-ide kreasionis yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
Padahal di University College London
tempat mereka belajar, teori Darwin merupakan bagian penting dari silabus.
Serupa dengan keyakinan yang
diungkapkan oleh orang-orang Kristen fundamentalis, mahasiswa Muslim di kampus
itu bersikeras mempertahankan pendapat bahwa Allah lah yang menciptakan dunia,
manusia, dan semua spesies dalam sebuah tindakan tunggal.
Steve Jones, profesor emeritus
genetika manusia di University College London, telah mempertanyakan mengapa
para mahasiswa tersebut belajar biologi jika hal itu bertentangan dengan
keyakinan mereka.
“Mereka tidak datang [kuliah] atau
mereka mengeluh tentang hal itu atau mereka mengirim catatan atau email
mengatakan bahwa mereka tidak harus mempelajari hal ini. Saya tidak benar-benar
memahaminya, saya tidak religius, mereka menolak gagasan bahwa ada suatu proses
acak di luar sana di luar kehendak Tuhan,” kata Jones.
Awal tahun ini Usama Hasan, iman
dari masjid al-Tauhid di Leyton, menerima ancaman hukuman mati setelah
berpendapat bahwa Darwinisme dan Islam mungkin kompatibel.
Sumber dalam kelompok Muslims4UK
sebagian menyalahkan semakin populernya keyakinan penciptaan dalam Islam yang
digagas penulis Turki, Harun Yahya. Ia menulis beberapa buku yang mencela
Darwinisme.
Ahli biologi evolusioner dan
profesor dari Oxford, Richard Dawkins, menyatakan keprihatinannya pada makin
bertambahnya jumlah mahasiswa yang menolak teori darwin dan memilih tak
mengikuti kuliah tentang teori evolusi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Asal
usul kehidupan memang tidak mudah diungkapkan ataupun dibuktikan, banyak teori
yang telah ada dengan alasan yang berbeda namun belum dapat dinyatakan benar
tetapi sudah saling mendukung teori tersebut sehingga menganut kepercayaan
terhadap suatu teori yang dianggap benar. Dengan adanya teori evolusi, asal
usul kehidupan dapat diperhitungkan denga teori evolusi biologi dan teori
evolusi kimia sehingga dapat menjelaskan kepada kita tentang asal usul
kehidupan.
B.
SARAN
Untuk
memperoleh informasi yang tepat tentang asal usul kehidupan, kita harus
mempelajari teori-teori yang lain juga sehingga bisa mengambil sesuatu yang
penting untuk dipadukan dengan teori yang dianggap benar.
terima kasih atas informasinya. . .
BalasHapus